Korban Adalah Menantu dan Cucu Yang Dibantai Sang Kakek
Rabu, 17 Juli 2013
LAMONGAN – Kematian anak dan bapak warga Desa Keben, Kecamatan Turi bisa dipastikan akibat ulah nekat sang kakek Mochtar. Itu terungkap melihat sejarah panjang terkait kejiwaan Mochtar yang ternyata diketahui stres.Bahkan kepergian anak kedua Mochtar, Nurudin ke Puskesmas Turi dan Kantor Kecamatan diakui mengurus surat untuk merujuk bapaknya ke Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Namun sebelum semuanya klir, ternyata Mochtar yang Rabu (17/7/2013) siang tadi hanya bertiga bersama Fathir dan Muslimin diduga kumat kemudian membantai anak menantu dan cucunya dengan kayu balok dan batu bata. “Saya tadi ke Puskesmas mau minta surat rujukan untuk bapak saya ke Rumah Sakit Jiwa Menur,”ungkap Nurudin. |
Ternyata upayanya untuk menyembuhkan penyakit jiwa bapaknya itu tidak kesampaian karena Mochtar berulah menghabisi nyawa cucuk dan menantunya. Korban sendiri kemudian nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri menggunakan tali berwarna abu – abu yang diikatkan di kusen pintu kamar mandi dan dililitkan ke lehernya.
Meski Mochtar sudah lama mengidap sakit jiwa, namun menurut keluarga dan sejumlah tetangganya, seperti Sumaiyah, Mochtar tidak pernah mengamuk maupun merusak apapun diluar keluarganya. Paling – paling Mochtar hanya sering mengancam hendak membunuh istrinya. Mochtar diketahui keluarga dan warga setempat menderita stress sudah hampir 12 tahun. Tapi selama itu pula, korban tidak pernah merugikan orang lain. “Dia hanya sering ngomel mengancam mau membunuh Umanah, istrinya sendiri. Atau hanya diam membisu kalau sedang kambuh stresnya,”ungkap Sumaiyah. Keterangan tetangga korban Sumaiyah itu dibenarkan Kasi Trantib, Sahuri yang ditemui Surya di lokasi kejadian, kalau Mochtar mengidap sakit jiwa. “Tadi itu bahkan Nurudin pamit ke desa mau mengurus surat rujukan dari Puskesmas untuk mengobatkan bapaknya. Jadi rencananya hari ini mau dibawa ke Menur (RSJ,red),”ungkap Sahuri. Tapi niat baik Nurudin anak kedua Mochtar terpaksa gagal dan digantikan dengan suasana duka yang mendalam karena kakak iparnya dan keponakannya serta bapaknya telah dipanggil Tuhan meski kejadiannya tidak diinginkan. |