LAMONGAN : Pasar Ramadan Dadakan, Ide Mantan Bupati Masfuk Bertahan Hingga 1434 H
Jumat, 12 Juli 2013, Sumber : suryaonline.com
LAMONGAN – Ide mantan Bupati Lamongan, Masfuk memberikan kesempatan kepada pedagang kaki lima (PKL) untuk membuka usaha selama bulan Ramadan berjalan sampai saat ini. Pasar Ramadan yang pernah digagasnya kini tetap dilanjutkan pemerintahan Bupati Fadeli.Sebanyak 68 PKL dadakan diberikan kesempatan menempati jalan antara dua Pasar Tingkat di barat Pendopo Pemkab hingga sebulan penuh. Sejak awal Ramadan 1434 H lapak – lapak itu mulai menempati tenda memanjang diantara dua bangunan pasar tingkat yang disediakan PD Pasar.
“Retribusinya sangat ringan. Dan ditanggung dengan cara swadaya paguyuban PKL tetap yang setiap tahun sejak pemerintahan dijabat pak Masfuk,”ungkap Sekretaris Paguyuban Ramadan, Ansori.
“Retribusinya sangat ringan. Dan ditanggung dengan cara swadaya paguyuban PKL tetap yang setiap tahun sejak pemerintahan dijabat pak Masfuk,”ungkap Sekretaris Paguyuban Ramadan, Ansori.
Jumlah paguyuban itu tetap dan tidak bisa bertambah karena tempatnya terbatas dan hanya ada pada jalur yang sama. Yakni memanfaatkan jalan Ahmad Yani diantara dua Pasar Lamongan. Pasar Ramadan ini menurut Ansori, sangat membantu masyarakat kecil untuk memiliki kesempatan berjualan di pasar kota.
Meski hanya setahun sekali, para PKL cukup terbantu. Mereka menjual dagangan berupa jajanan untuk Hari Raya Idul Fitri, camilan seperti kurma untuk buka dan sahur Ramadan. Selain itu juga dijual kembang api, kembang tetes, dan jenis kembang api lainnya.
Pasar Ramadan ini hanya akan berjalan selama sebulan, masuk hitungan dalam bulan Ramadan. Selama sebulan mereka hanya dikenahi biaya Rp 30 ribu/ stan ditambah biaya Rp 2.000 perlampu untuk sehari semalam. Ansori dan para pedagang dadakan ini hanya bisa berharap kemurahan pemerintah daerah untuk selalu membuka Pasar Ramadan yang hanya setahun sekali.
Mereka para PKL menjamin keberadaannya tidak akan merugikan pedagang yang sudah mempunyai stan tetap di Pasar Lamongan. Namun sebaliknya akan menambah ramainya Ramadan dan menjadi pilihan masyarakat untuk membeli jajanan kebutuhan Idul Fitri maupun keseharian selama Ramadan.
Meski hanya setahun sekali, para PKL cukup terbantu. Mereka menjual dagangan berupa jajanan untuk Hari Raya Idul Fitri, camilan seperti kurma untuk buka dan sahur Ramadan. Selain itu juga dijual kembang api, kembang tetes, dan jenis kembang api lainnya.
Pasar Ramadan ini hanya akan berjalan selama sebulan, masuk hitungan dalam bulan Ramadan. Selama sebulan mereka hanya dikenahi biaya Rp 30 ribu/ stan ditambah biaya Rp 2.000 perlampu untuk sehari semalam. Ansori dan para pedagang dadakan ini hanya bisa berharap kemurahan pemerintah daerah untuk selalu membuka Pasar Ramadan yang hanya setahun sekali.
Mereka para PKL menjamin keberadaannya tidak akan merugikan pedagang yang sudah mempunyai stan tetap di Pasar Lamongan. Namun sebaliknya akan menambah ramainya Ramadan dan menjadi pilihan masyarakat untuk membeli jajanan kebutuhan Idul Fitri maupun keseharian selama Ramadan.